PBTI Sukses Menggelar Kejurnas Taekwondo Poomsae 2020 Secara Virtual

Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) sukses menggelar kejuaraan nasional taekwondo online E – Poomsae 2020. Kejuaraan yang diikuti oleh 93 atlet dari 23 propinsi di Indonesia dengan mempertandingkan 7 nomor kategori. Yaitu Yaitu Beregu putra dan putri, freestyle putra dan putri, individual putra dan putri serta pair (berpasangan).
Kejuaraan yang dibuka oleh Ketua Umum PBTI, Letjen TNI (Purn) H.M Thamrin Marzuki yang dihadiri pula oleh Ketua Umum KONI, Letjen TNI (Purn) Marciano Norman ini akhirnya menetapkan Jawa Barat sebagai kampiun juara umum dengan memperoleh total 3 medali emas dan 1 perak. Peringkat kedua direbut Jawa Tengah dengan meraih 2 emas dan 4 perak. DKI Jakarta harus puas diperingkat ketiga dengan memperoleh 1 emas dan 3 perunggu, disusul Jawa Timur dengan meraih 1 emas dan 1 perunggu.
Untuk diketahui, kejurnas taekwondo e – poomsae ini dilaksanakan secara online. Para peserta mengaplikasikan nomor yang dipertandingkan dari wilayahnya masing-masing. Dengan aplikasi yang telah disediakan oleh panitia, para wasit menilai masing-masing peserta juga dari tempatnya masing-masing dari berbagai daerah. Mengenai ketentuan aturan penilaian, tetap mengacu kepada standard aturan pertandingan yang biasa dilakukan secara konvensional dan tetap mengacu kepada rule of World Taekwondo (WT). Untuk kejurnas kali ini, terdapat 16 wasit yang bertugas yang berasal dari 16 propinsi yaitu Papua Barat,Sulteng, Sultra, kaltim, Kalteng, Jatim, Jogya, Jateng, Jabar, Banten, DKI, Sumsel, Jambi, Riau dan Kaltara.
Terkait dengan hasil kejurnas e – poomsae 2020 ini, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PBTI, Yefi Triaji mengatakan bahwa dirinya sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada seluruh pengprov TI yang mendukung kejurnas ini. Apalagi ini dilakukan ditengah Pandemi Covid – 19.
“ Tanpa dukungan para Pengprov TI di seluruh Indonesia, tidak mungkin kejurnas ini bisa berjalan lancar dan sukses”. Ujar Yefi
Lebih lanjut Yefi mengatakan bahwa dirinya juga berterima kasih kepada Bidang pertandingan PBTI dan seluruh jajaran panitia yang telah memfasilitasi dan menyediakan aplikasi untuk kejurnas ini, sehingga kita semua, termasuk para wasit dapat bekerja dengan maksimal dan tetap menilai secara obyektif penampilan seluruh peserta.
Namun demikian, Yefi menilai bahwa dari hasil kejurnas poomsae ini, masih ada catatan penting yang harus menjadi bahan evaluasi kita bersama. Catatan penting tersebut adalah sebagian daerah masih menampilkan para atlet-atlet senior, yang seharusnya sudah bisa memberikan kesempatan kepada para atlet yang lebih muda. Dan masih belum meratanya kualitas atlet didaerah-daerah. Dua hal tersebut tentu harus menjadi bahan evaluasi kita bersama. Dirinya berharap jika system zonasi pembinaan dan pertandingan bisa diterapkan maksimal, dirinya yakin masalah gap atau tidak meratanya persebaran kualitas atlet ini bisa kita atasi.
“Dominasi prestasi kategori poomsae masih belum tersebar merata keseluruh propinsi. Dari 23 propinsi yang berpartisipasi, hanya 9 propinsi yang memperoleh medali. Raihan emas juga masih didominasi dari daerah-daerah pulau Jawa saja.” Ungkapnya
Yefi berharap, seluruh Pengprov TI juga mengambil pelajaran dari hasil kejurnas taekwondo e – poomsae ini. Baik dari sisi kualitas atlet, pemerataan didaerah, maupun dari sisi regenerasi atlet. Menurutnya, walaupun kualitas atlet baik, tapi jika stagnan pada aspek regenerasi, maka akan berdampak pada kekuatan taekwondo Indonesia nantinya dalam jangka panjang. Sebab menurutnya, yang memproduksi atlet nasional Tekwondo Indonesia Indonesia adalah pengurus di daerah. Oleh karenanya, pasca kejurnas, PBTI akan melakukan evaluasi bersama dengan para pengprov TI untuk menyikapi hasil kejurnas ini, sebagai bagian penting dari evaluasi program bidang pembinaan prestasi kedepan.
“Persaingan antar daerah untuk meraih tempat terbaik memang sangat penting, namun saya berharap pengprov TI juga bisa bersinergi untuk bisa saling membantu pengprov TI lain yang wilayahnya masih minim prestasi atletnya. Sebaliknya, daerah yang tertinggal prestasinya juga diharapkan lebih proaktif melakukan studi komparatif kepada daerah yang dianggap sudah baik prestasinya. Untuk Hal ini PBTI akan ikut bersama-sama mendorong dan memfasilitasi, guna proses pemerataan tersebut berlangsung.” Terang Yefi.
Hasil lengkap :
Jawa Barat (3 emas, 1 perak)
Jawa Tengah (2 emas, 4 perak)
DKI Jakarta (1 emas, 3 perunggu)
Jawa Timur (1 emas, 1 perunggu)
Banten (1 perak, 2 perunggu)
Sumatra Selatan (1 perak, 1 perunggu)
Sulawesi Tengah (3 perunggu)
DIY (2 perunggu)
Kalimantan Tengah (1 perunggu).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *